Hilirisasi Industri di Kota Cilegon Mandek, IKM dan UMKM Mati suri, Goodwill Pemerintah dan Industri Dinilai Lemah

CILEGON – Kota Cilegon dengan potensi melimpah dari sektor industri besarnya, semestinya menjadi surga bagi pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) melalui program hilirisasi. Namun, Pembina IKM Baja Kota Cilegon, Muhamad Ibrohim Aswadi, menyoroti bahwa kemauan (goodwill) dari pemerintah daerah dan pihak industri masih menjadi pertanyaan besar yang belum optimal dan serius untuk merealisasikan potensi ikm dan umkm selama ini.

Ibrohim Aswadi, yang juga mantan anggota DPRD Cilegon, mengungkapkan keprihatinannya terkait akses bahan baku bagi IKM/UMKM. “Pabriknya ada, mulai dari pabrik baja, logam, kimia, tepung, gula, minyak, jagung, kedelai, gandum dst, tapi masalahnya sejauh mana goodwill pemerintah daerah dan industri ini untuk melakukan hilirisasi industri bagi program lahirnya IKM/UMKM itu yang belum terlihat serius,” tegas Ibrohim.

Ia mencontohkan ” IKM Logam Buyut Steel ” yang ia bina di Jalan Sunan Drajat, Kelurahan Kubangsari, Ciwandan. Meskipun mampu memproduksi beragam produk seperti golok,pisau, kampak, literan minyak, tempat obat nyamuk, linggis, kontainer office, bak sampah, gerobak sampah,kored, dan cangkul dengan pangsa pasar yang jelas, masih kesulitan mendapatkan pasokan pelat baja berukuran 02, 2 sampai 4 mili.

“Sejauh ini saya merasa tidak pernah mendapatkan pasokan bahan baku pelat baja tersebut untuk keberlangsungan produksi IKM binaan ini. Sebaliknya, yang terjadi justru saya harus berjuang ekstra untuk mendapatkan bahan baku dari lapak-lapak di wilayah Cilegon yang notabene harganya sudah terbilang cukup mahal,” keluh Ibrohim.

Permasalahan serupa juga menimpa UMKM di sektor pangan. Ibrohim menjelaskan bahwa UMKM sulit mendapatkan bahan baku seperti minyak, tepung, jagung, kedelai, gandum dan gula dengan harga terjangkau, meskipun pabrik-pabrik penghasilnya ada di Cilegon.”Ini segmennya langsung pasar besar atau distributor, mereka pelaku umkm enggak bisa langsung beli. IKM/UMKM yang membeli dua atau tiga karung itu tidak di support langsung dari pabrik pabrik yang ada di cilegon, Ini bagian dari persoalan yang harus dicarikan solusinya oleh pemerintah daerah,” jelas Ibrohim.

Kondisi ini menegaskan bahwa pola distribusi dan hilirisasi industri yang ada saat ini tidak pro-UMKM.Lebih dari sekadar IKM logam dan pangan dan snack, Ibrohim menekankan bahwa IKM di sektor kimia, kerajinan, dan lainnya juga harus menjadi fokus perhatian. Hilirisasi industri secara menyeluruh adalah tanggung jawab bersama pemerintah dan pihak industri untuk mengentaskan persoalan kemiskinan, pengangguran, dan permasalahan sosial lainnya secara nyata.

“Pemerintahan semestinya tidak hanya melakukan pembinaan saja, melainkan perlu masuk pada ranah pendampingan yang terintegrasi secara menyeluruh yang meliputi pelatihan, fasilitasi perizinan, permodalan, sampai kepada proses pemasaran,” kata Ibrohim. Ia memperingatkan agar pemerintah tidak hanya melepas pelaku UMKM/IKM setelah pembinaan awal, melainkan memberikan pendampingan yang berkelanjutan. “Jangan hanya pembinaan, pelatihan, lalu ditinggalkan seperti di tengah hutan belantara, repot lagi nanti,” sindirnya.

Ibrohim menunjuk Kabupaten Tegal dan jogja sebagai contoh sukses, di mana IKM dan UMKM-nya mampu mengekspor produk hingga ke luar negeri berkat pembinaan dan pendampingan yang serius serius oleh pemerintah daerah dan payung hukum yang kuat.Ibrohim berharap, idealnya, pemerintah daerah dan pihak industri di Cilegon harus duduk bersama untuk membuat blueprint besar yang jelas mengenai realisasi hilirisasi industri. Jika pemerintah daerah dan pihak industri mampu mengkolaborasikan pembinaan bagi IKM/UMKM terkait penyediaan bahan baku, pelatihan, fasilitasi perizinan, permodalan, tool dan pemasaran, maka persoalan pengangguran dan kemiskinan akan teratasi lebih cepat.

“Sebaliknya, jika langkah itu tidak dilakukan, maka langkah mengatasi persoalan pengangguran dan peningkatatan kesejahteraan rakyat menjadi program mimpi,” pungkas Ibrohim.

Ia menegaskan bahwa hilirisasi industri ini sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja baru yang selama ini menjadi persoalan akut di Cilegon.

Apakah Pemerintah Kota Cilegon dan industri besar mampu merespons dan mewujudkan claster hilirisasi industri bagi pembinaan ikm / umkm yang nyata?

Reporter : D Mulyana

Editor : R Hartono

Leave A Reply

Your email address will not be published.