Ketua GOW Kota Cilegon Ajak Perempuan Berdaya Lawan Pelecehan Seksual

CILEGON – Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Cilegon, Nur Kusuma Ngarasati, mengajak perempuan, khususnya para pelajar, untuk berani bersuara dan melawan segala bentuk pelecehan seksual. Ajakan tersebut disampaikan dalam kegiatan Seminar Kewadonan bertema “Perempuan Berdaya Lawan Pelecehan Seksual” yang digelar di Aula Dinas Kominfo Kota Cilegon, Senin (13/10/2025).

“Tujuannya sudah pasti supaya masyarakat, terutama perempuan dan pelajar, lebih aware, lebih waspada, dan lebih mengetahui apa itu yang dimaksud dengan pelecehan seksual. Karena masih banyak yang belum tahu apakah suatu tindakan termasuk pelecehan atau tidak,” ujar Nur Kusuma Ngarasati dalam sambutannya.

Menurutnya, kegiatan seperti ini penting untuk membuka wawasan masyarakat agar tidak menormalisasi perilaku yang tidak pantas, serta mendorong korban untuk berani melapor agar kasus dapat segera ditangani oleh pihak berwenang. “Harusnya dilaporkan dan diselesaikan. Kalau datanya meningkat bukan berarti kasusnya naik, tapi artinya masyarakat sudah sadar dan tidak takut lagi untuk melapor,” jelasnya.

Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Cilegon, tercatat sebanyak 124 kasus kekerasan dan pelecehan seksual selama tahun 2025.

Meski jumlah tersebut tergolong masih di bawah beberapa daerah lain di Provinsi Banten, Nur Kusuma menilai angka itu harus menjadi peringatan bersama agar upaya pencegahan terus diperkuat. “Kalau kita lihat dari datanya, memang bukan yang tertinggi. Tapi ini bukan berarti kita bisa tenang. Justru ini jadi tanda bahwa kesadaran untuk melapor sudah mulai tumbuh. Harapannya, semua kasus bisa dilaporkan supaya cepat ditangani,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Nur Kusuma juga menyoroti bahwa sebagian pelaku kekerasan seksual ternyata pernah menjadi korban di masa lalu. “Banyak pelaku yang dulunya pernah menjadi korban. Jadi mereka seperti ingin melampiaskan dendam atau membuat orang lain merasakan hal yang sama. Ini yang harus kita putus siklusnya dengan edukasi, pendampingan, dan saling menjaga,” ucapnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya peran teman sebaya dalam mencegah pelecehan seksual di lingkungan sekolah. “Teman harus saling menjaga. Jangan menormalisasi hal-hal yang tidak pantas, apalagi kalau itu merugikan orang lain. Kalau ada yang mencurigakan, laporkan,” pesannya.

Sebagai Ketua GOW, Nur Kusuma mengungkapkan bahwa pihaknya terus berupaya memperkuat sinergi dengan pemerintah dalam penanganan korban kekerasan seksual. “Saya sudah mendorong penambahan psikolog di UPTD PPA, serta pengembangan aplikasi pelaporan cepat agar korban bisa lebih mudah mengakses bantuan. GOW juga siap menjadi jembatan antara masyarakat dengan instansi terkait,” ujarnya.

Selain itu, GOW Kota Cilegon juga terus menyisipkan edukasi tentang pencegahan pelecehan seksual dalam berbagai kegiatan sosial. “Walaupun acaranya seperti pemeriksaan mata atau kegiatan donasi, saya tetap sisipkan edukasi ini. Karena kalau tidak diulang-ulang, isu ini bisa hilang dan masyarakat kembali abai,” tambahnya.

Di akhir kegiatan, Nur Kusuma menegaskan bahwa setiap korban memiliki hak untuk didengar dan dilindungi. “Pertama, kita harus tahu hak kita sebagai manusia. Kedua, jangan takut melapor karena kerahasiaan korban dijaga dengan baik. Kalau pun datanya meningkat, itu pertanda positif masyarakat sudah mulai terbuka,” tuturnya.

Ia berharap kegiatan Seminar Kewadonan ini menjadi pilot project bagi sosialisasi serupa di sekolah-sekolah dan komunitas perempuan lainnya di Cilegon “Ke depan, saya ingin kegiatan seperti ini menyebar ke seluruh sekolah di Cilegon. Supaya anak-anak muda lebih peka, saling menjaga, dan tahu ke mana harus melapor.” Pungkasnya.

(Dk)

Leave A Reply

Your email address will not be published.