Peringati Maulid Nabi, Majelis Asshobrina & Darul Hadi Cilegon Gelar Tausyiah Agama

CILEGON – Umat Muslim di Kota Cilegon diingatkan kembali akan kewajiban utamanya dalam menjalankan sholat lima waktu. Hal tersebut ditekankan oleh penceramah dalam acara Tausyiah Agama yang digelar Majelis Ta’lim Asshobrina dan Darul Hadi, dalam rangka peringatan Maulid Nabii Besar Muhammadar SAW, bertempat di Jl. Perum Grand Sutera, Kelurahan Lebak Denok, Citangkil, Minggu (28/9/2025).

Dua ulama terkemuka hadir sebagai penceramah, yaitu Habib Abu Bakar Bin Salim Alatas dari Jakarta, yang juga merupakan Penasihat Nahdlatul Ulama Jakarta, dan KH. Izzudin Muhtar, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Mustofa, Kota Cilegon.

Acara yang dipadati masyarakat sekitar ini juga turut dihadiri oleh para alim ulama, kiyai, unsur pemerintahan setempat, Binmas/Bhabinsa, MUI Citangkil, Pemuda Anshor, dan berbagai tokoh masyarakat lainnya. Dalam tausyiahnya, Habib Abu Bakar Bin Salim Alatas secara tegas mengingatkan jamaah mengenai ancaman serius bagi umat yang lalai atau meninggalkan ibadah sholat lima waktu.

Peringatan ini didasarkan pada konsekuensi di dunia dan akhirat. Menurut Habib Abu Bakar, ancaman di dunia bagi yang meninggalkan sholat antara lain, hilangnya keberkahan umur, terhapusnya tanda-tanda orang saleh di wajahnya, serta segala amalannya tidak dikaruniai pahala oleh Allah SWT.

Selain itu, do’a yang tidak dikabulkan oleh Allah SWT dan tidak mendapat doa dari para solihin, habaib, kiyai, sekaligus para ustadz. “Yang paling berbahaya adalah, keluarnya ruh dari jasadnya tanpa iman. Naudzu billahi mindzalik,” terang Habib, seraya menekankan bahaya terbesar bagi yang meninggalkan sholat.

Ancaman tersebut baru sebatas ancaman di dunia. Ia menegaskan bahwa kematian bagi orang yang kerap meninggalkan sholat akan penuh kehinaan dan dalam kondisi kelaparan yang amat hebat. Oleh karena itu, ia meminta umat Muslim untuk tidak lalai dengan kewajibannya yaitu sholat lima waktu. Sekaligus berharap, Allah SWT dapat memaafkan segala khilaf umat-Nya dengan terus meningkatkan ibadah sholat.

Senada dengan Habib Abu Bakar, KH. Izzudin Muhtar juga menyampaikan bahwa di akhir zaman ini, umat Islam harus terus meningkatkan keimanan, memperbanyak amal saleh, dan tidak lalai dari sholat lima waktu. Ia menyoroti pengaruh kuat budaya barat yeng dapat merusak keimanan serta merusak budaya Islam.

Peringatan Maulid Nabi ini, merupakan tanda syukur atas dilahirkannya Nabi Muhammad SAW. Ia juga mengutip keterangan bahwa yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah Nur Nabi Muhammad SAW, dari sanalah tercipta alam semesta dan seisinya.

Farobi Qosid Syam’un, Pembina Majelis Ta’lim Asshobrina, menjelaskan bahwa kegiatan itu digagas bersama Majelis Ta’lim Darul Hadi, serta Pengurus RW 01 setempat. Tujuannya adalah untuk mengingatkan kembali perjuangan Rasulullah dan mendorong umat untuk meneladani suri tauladan beliau, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 21,

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu,” ucap Farobi.

“Pada prinsipnya, kegiatan ini adalah untuk meneladani sifat dan akhlak nabi, bukan hanya seremonial belaka. Mudah-mudahan dengan kegiatan ini, kita bisa meningkatkan keimanan kita, memperbaiki akhlak kita untuk menjadi diri yang lebih baik,” tuturnya.

Sementara itu, Pimpinan Majelis Ta’lim Asshobrina, Hj. Suhaemah (Hj. Ema), menyampaikan bahwa peringatan maulid ini merupakan aplikasi dari wujud kecintaan yang mendalam terhadap Nabi Muhammad SAW. “Kita berharap, pada saat nanti kita berpulang, dipanggil oleh Sang Pencipta, kita adalah termasuk dalam golongan Rasulullah SAW,” tutupnya.

(*/Wan)

Leave A Reply

Your email address will not be published.