Chandra Asri Ajak Siswa Disabilitas Belajar Peduli Lingkungan Lewat Program KOLASE
CILEGON – PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon meluncurkan program edukasi peduli lingkungan yang inklusif, KOLASE (Kolaborasi Kelola Sampah Ekonomi Sirkular di Sekolah). Berbeda dari sebelumnya, kali ini program tersebut menjangkau Sekolah Khusus (SKH) Negeri 01 Kota Cilegon Kamis (28/8/2025).
Program ini menjadi langkah awal untuk mengenalkan cara memilah sampah yang inklusif kepada para siswa disabilitas. Mengusung slogan “Semua Bisa Pilah”, Chandra Asri menggandeng Yayasan Kitaoneus, sebuah organisasi yang fokus pada pemberdayaan difabel.
Kepala DLH Kota Cilegon Sabri Mahyudin, menyampaikan bahwa Program KOLASE kini telah menjangkau 20 sekolah, mulai dari tingkat SD hingga SMA. Ia berharap program ini bisa terus diperluas ke berbagai jenis sekolah lainnya.”Kehadiran KOLASE di SKH Negeri 01 adalah langkah inklusif yang diharapkan bisa menginspirasi sekolah lain untuk mereplikasi program serupa. Tujuannya agar pemilahan sampah bisa dilakukan secara kolektif oleh berbagai sekolah dan memberikan manfaat bagi bank sampah di sekitarnya,” jelas Sabri.
Senada dengan Sabri, Nicko Setyabudi selaku Circular Economy & Partnership Manager Chandra Asri Group, menjelaskan bahwa program ini adalah wujud komitmen perusahaan dalam melestarikan lingkungan. “Kami ingin memberikan ruang partisipasi bagi seluruh pelajar, termasuk yang memiliki kebutuhan dan latar belakang beragam, untuk aktif menjaga lingkungan,” ujar Nicko.
Dengan 180 siswa aktif, SKH Negeri 01 memiliki potensi timbulan sampah yang cukup besar. KOLASE diharapkan bisa membantu pihak sekolah mengelola sampah sekaligus menumbuhkan kesadaran lingkungan para siswanya.Program ini disambut baik oleh Maria Ulfah, Founder Yayasan Kitaoneus.
Ia mengapresiasi DLH Kota Cilegon dan Chandra Asri yang telah mendukung program edukasi pilah sampah yang terbuka dan inklusif. “Program ini juga menjadi bentuk pemberdayaan karena melibatkan siswa dan komunitas, termasuk anak-anak disabilitas. Mereka mendapat kesempatan yang sama untuk belajar memilah sampah sesuai kemampuan masing-masing, sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri bahwa mereka juga bisa berkontribusi dalam menjaga lingkungan,” kata Maria.
Lebih lanjut, Maria berharap kegiatan ini tidak hanya membangun kesadaran lingkungan, tetapi juga bisa membentuk kemandirian masyarakat secara luas.
Editor : R Hartono