Inovasi UMKM Lokal dari Cilegon, Gipang Pasir Angin Mejeng di Acara International Folk 2025, Tembus Pasar Mancanegara

CILEGON – Sebuah produk makanan tradisional Kota Cilegon, yakni Gipang Berbahan baku singkong, asal Pasir Angin, Cikeray, turut meramaikan acara International Folk Arts 2025 di Alun-alun Kota Cilegon. Produk lokal yang dikelola oleh seorang wanita bernama Epon Dahlia, ternyata telah berhasil menarik perhatian pasar lokal hingga mancanegara.

Berawal dari inisiatif pemberdayaan masyarakat di Kampung Pasir Angin, Cikerai, Cilegon, produk olahan singkong ini kini menjadi kebanggaan dan ikon kuliner lokal yang mendunia. Produk yang dikelola Epon ini, tidak hanya menawarkan rasa yang unik, tetapi juga memberdayakan warga sekitar. “Awalnya saya memang memberdayakan masyarakat Pasir Angin, dan akhirnya kami memiliki produk yang benar-benar layak jual,” ujar Wa Empong, panggilan akrab Epon Dahlia, Sabtu (9/8/2025).

Bahan baku utama seperti singkong dan kacang tidak didapat dari pasar, melainkan hasil tanam sendiri oleh warga setempat. Sementara bahan lain seperti gula dan minyak didapat dari warung-warung kecil di sekitar kampung.

Gipang Pasir Angin memiliki ciri khas yang membedakannya dari produk serupa. “Dari rasa, kami lebih variatif. Rasa asamnya lebih terasa dan manisnya sedang, tidak terlalu manis,” jelasnya.

Teksturnya yang tidak terlalu keras membuat gipang ini padat namun tetap lumer di mulut. Proses pembuatannya yang mengedepankan kearifan lokal menjamin kualitas dan keaslian rasa. Keberhasilan Gipang Pasir Angin tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Dengan bimbingan dari dinas terkait, produk ini sudah menjangkau pasar nasional hingga mancanegara.

“Kami pernah diekspor ke Taiwan dan beberapa kali menjadi oleh-oleh ke Jepang,” ungkapnya.

Di dalam negeri, gipang ini telah dipasarkan hingga ke Makassar dan kota-kota lain di seluruh Indonesia. Lebih dari itu, kesuksesan ini turut memicu semangat warga. “Banyak masyarakat yang tadinya malas menanam singkong dan kacang, sekarang jadi semangat,” katanya.

Beberapa warga juga turut membantu dalam proses produksi, menambah pendapatan mereka. Saat ini, Gipang Pasir Angin sudah masuk ke beberapa gerai Alfamart dan sedang dalam proses untuk masuk ke Indomaret, berkat kerja sama dinas setempat dengan ritel-ritel modern untuk mengangkat produk UMKM.

Dalam sehari, produksi Gipang Pasir Angin bisa mencapai 30 lusin untuk kemasan toples dan 300 bungkus untuk kemasan pouch. Angka ini bisa meningkat tajam saat momen-momen tertentu seperti Lebaran atau pameran.

Produk ini dijual dengan harga kompetitif, yaitu Rp22.000 untuk kemasan pouch dan Rp32.000 untuk kemasan toples, dengan harga khusus untuk pembelian lusinan.

Kini, sang pengusaha tengah membentuk Sentra Gipang Cilegon, sebuah wadah bagi para pengrajin gipang di seluruh Cilegon. Ia juga aktif mengadakan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para pengrajin.

Keberhasilan Gipang Pasir Angin menjadi bukti bahwa produk lokal dengan inovasi dan semangat pemberdayaan dapat bersaing di pasar yang lebih luas.

Reporter : D Mulayana

Editor : R Hartono

Leave A Reply

Your email address will not be published.